Overview
The Evil Dead (ED - 1981) karya Sam Raimi (iya, sutradara Spider-Man versi Tobey Maguire itu) dianggap sebagai sebuah cult masterpiece dalam scene horor yang mengeksploitasi gore serta unsur-unsur klasik lainnya seperti kabin di hutan, mantra pembangkit setan, dan kerasukan. Suksesnya berbuntut pada pembuatan sekuel, Evil Dead 2 (1989) dan Army of Darkness (1992), diikuti sekuel-sekuel berikutnya di ranah video game. Di tengah tren remake horor klasik, tinggal menunggu waktu saja bagi ED untuk diperbaharui dengan teknologi yang lebih modern ketimbang versi aslinya.
Keterlibatan Raimi sebagai produser di sini menjadi semacam jaminan bahwa remake ED tidak akan mengecewakan fans setia versi aslinya. Ditunjuklah sutradara film pendek asal Uruguay, Fede Alvarez yang sekaligus menuliskan naskah versi barunya ini bersama dengan Rodo Sayagues.
Jika Anda fans atau sekedar pernah menyaksikan versi aslinya, sulit untuk tidak membanding-bandingkan keduanya, setidaknya susunan template adegan-adegannya. Well in the end, saya menyimpulkan bahwa masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan sendiri-sendiri. Ini tidak hanya sebuah remake, namun juga bisa menjadi semacam sekuel tidak langsung dari versi aslinya. Terserah masing-masing penonton.
ED2013 tidak mentah-mentah copy-paste versi 1981. Yang ia ambil hanya cerita dasarny, beberapa unsur remarkable, serta yang wajib adalah nyawa horornya. Ia menambahkan sub-plot hubungan kakak-adik yang lebih solid ketimbang versi 1981 yang terkesan hanya pelengkap. I know we don’t watch this kind of movie for the story, but for the gorefest and the thrill. Tetapi tidakkah merupakan sebuah elemen positif dan rasional yang ditambahkan untuk mendukung film.
Untuk horror dan thrill-nya sendiri sebenarnya saya merasakan sedikit di bawah versi 1981. Dengan kacamata horor modern sekalipun, versi 2013 thrill-nya terasa kurang gripping dan seolah seperti terburu-buru mematikan karakter demi karakternya sebelum mengeksploitasi ketegangan yang mampu diciptakan secara maksimal, terutama di bagian pertengahan film. Bandingkan dengan versi 1981 yang dengan asyiknya “menahan” ketegangan sebelum benar-benar mematikan karakter demi karakter. Sedikit humor absurd dan creepy yang diselipkan di tengah-tengah versi 1981 juga banyak dikurangi. Masih penuh darah, penuh shocker, namun sudah sangat formulaic di banyak horor sejenis sehingga terkesan biasa.
Saya yang masih mengingat susunan template adegan versi asli sampai pada titik tersebut sudah terlanjur kecewa. Namun rupanya ia tidak mematuhi template aslinya dan menambahkan bagian terbaiknya di akhir film. This is the real thriller and the best part of all, even from the original version! Akhirnya versi ED2013 berhasil membayar lunas semua kekecewaan saya di awal hingga pertengahan film, termasuk dengan adegan yang seolah sebuah tribute untuk The Raid karya Gareth Evans. Akhirnya ada bagian yang membuat saya teriak kegirangan.
So in the end, dengan berbagai kreativitas di sana-sini untuk menghiasi film dengan tetap menghormati dan menjaga ketat nyawa serta beberapa elemen orisinalnya, ED2013 bisa dikatakan sebuah remake yang berhasil memuaskan fans setianya sekaligus menjaring fans baru dimana sudah pasti Sam Raimi dan krunya berencana untuk melanjutkan franchise yang jelas-jelas potensial menjadi tambang uang ini.
Oh yes, jangan buru-buru keluar dari studio untuk mendapatkan informasi penting tentang sejarah Book of the Dead bagi yang belum pernah nonton versi aslinya. Untuk fans versi 1981, ada kejutan tambahan di after credit.
The Casts
Saya rasa ia tak butuh aktor-aktor ternama dengan kemampuan akting mumpuni untuk menghiasi layar. Tetapi Shiloh Hernandez (Red Riding Hood) harus diakui mirip atau setidaknya mengingatkan dengan sosok Ash di versi aslinya. Begitu pula Jane Levy yang memerankan Mia dan Randal Wilson, pemeran Mia ketika kerasukan. Tak kalah menyeramkan dan mengerikan ketimbang Betsy Baker (pemeran Cheryl di versi aslinya).
Sekedar fakta unik, jika Anda mengambil huruf depan dari karakter-karakter utama kita; David, Eric, Mia, Olivia, dan Natalie, maka Anda akan menemukan kata…
Technical
Kesetiaannya untuk sebisa mungkin tak mengandalkan CGI dalam menghadirkan horor dan gore patut diacungi jempol. Dengan hanya meggunakan prostetik, gore yang ditampilkan terasa lebih nyata dan hidup. Aspek itulah yang menambah suasana ngeri di hampir sepanjang durasi.
Divisi sound effect juga patut diberi kredit lebih dalam menghidupkan berbagai adegan. Timing silent yang tetap efektif memberi efek kejut meski penonton sudah bisa menebaknya, serta keseimbangan bass-treble yang mantap terjaga. Experience yang jarang bisa dirasakan di film-film horor modern.
The Essence
“You’re all going to die tonight!”
They who will enjoy this the most
Gore-horror enthusiast
The original Evil Dead fans
Download
( Masih dalam pencarian )